Dosen FISIP USU dan Masyarakat Desa Perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser Sepakat Untuk Mengembangkan Desa Ecowisata Baru di Kabupaten Karo

Bisnis255 Dilihat

JurnalPost.com – Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di desa Kuta Pengkih dan Desa Pola Tebuh Kabupaten Karo. Tujuan pengabdian ini adalah untuk mengembangkan Desa Ecowisata Baru di Kabupaten yang berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser tersebut.

Ketua Pengabdian Nicholas Marpaung S.AB, M.Si mengatakan pentingnya mengembangkan Desa Ecowisata di perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser untuk menjaga keseimbangan habitat satwa asli Taman Nasional dan mengurangi ekspansi warga membuka lahan perkebunan illegal di TNGL yang semakin massive.

“Pengabdian ini sangat penting kami lakukan bagi Desa yang berbatasan dengan TNGL seperti Desa Kuta Pengkih dan Pola Tebuh ini. Beberapa waktu lalu, kita lihat ada orang utan yang masuk ke perkebunan warga di desa kuta pengkih kemudian karena ketidaktahuan masyarakat, orang utan akhirnya di bunuh karena dianggap hama. Ini tentu sangat miris karena masuknya orang utan ke perkebunan warga ini sebenarnya memberikan indikasi bahwa kehadiran orang utan dapat menjadi potensi ecowisata yang bernilai bagi masyarakat. Namun disisi lain, kehadiran orang utan ini jadi bukti bahwa orang utan semakin sulit mencari makan di TNGL karena berkurangnya sumber makanan di habitat mereka”.

Nicholas menjelaskan, untuk menghindari konflik dengan satwa asli TNGL dan menjaga kelestarian Taman Nasional diperlukan upaya yang terencana dan konsisten. Warga desa mengekspansi TNGL untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka dengan Bertani dan berburu sehingga berdampak buruk pada kestabilan TNGL. Pengembangan Desa Ecowisata diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat desa untuk sebagai sumber pendapatan baru sekaligus melestarikan Taman Nasional.

Kegiatan pengadbian ini dilakukan melalui sosialisasi dan diskusi dengan Pemerintah Desa, masyarakat desa kuta pengkih dan pola tebuh disaksikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Karo. Mengingat kedua desa tersebut memiliki potensi ecowisata yang menjanjikan, diharapkan desa Kuta Pengkih dan Pola Tebuh akan memiliki objek wisata baru di masa yang akan datang. Kegiatan pengabdian ini telah menghasilkan kesepakatan antara pemerintah desa, akademisi USU dan Dinas Pariwisata Kabupaten Karo untuk mengembangkan objek ecowisata baru di Desa Pola Tebuh dan Kuta Pengkih untuk selanjutnya akan dilakukan studi kelayakan dan strategi pengembangan ecowisata oleh Universitas Sumatera Utara.

Baca Juga  harga sewa alat berat di Jakarta Selatan terbaru

Melalui pengabdian ini, tim pengabdian ini telah berhasil meyakinkan masyarakat untuk menghindari perburuan liar di TNGL karena satwa yang ada di Kawasan tersebut merupakan daya Tarik utama dari desa-desa perbatasan. Adapun upaya selanjutnya yang direncanakan oleh Tim Pengbadian dan pemerintah desa serta Dinas Pariwisata Kabupaten Karo adalah melakukan studi kelayakan bersama untuk menghitung potensi penerimaan dan mempersiapkan prosedur pelayanan bagi turis yang akan mengunjungi desa. Apabila kolaborasi antara akademisi, pemerintah daerah dan masyarakat terjalin dengan baik, maka tujuan mengembangkan desa ini menjadi desa ecowisata akan tercapai dalam waktu yang tidak lama dan manfaatnya bagi masyarakat dan keberlangsungan kestabilan TNGL dapat tetap terjaga.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *