Oleh: Vina Fitria Setiyawati
JurnalPost.com – Dewasa ini perkembangan teknologi memudahkan kita dalam berbagai aspek kehidupan, semakin banyak hal-hal yang penyelesaiannya lebih mudah bahkan sampai kita tidak perlu melakukannya sama sekali karena bantuan teknologi, tidak luput juga dalam aspek komunikasi. Kemajuan teknologi pada bidang komunikasi sudah tampak sejak lama mulai dari terciptanya media cetak, media elektronik, sampai saat ini dapat dilihat dengan jelas perkembangannya dari adanya media sosial.
Media sosial merupakan platform online yang digunakan untuk membagikan berbagai macam konten seperti video, teks, foto, dan lain-lain. Adanya media sosial juga membantu akselerasi pesan dari komunikator untuk sampai di pengetahuan kita. Dengan media sosial, kita dapat terhubung dengan orang yang berasal dari daerah dan negara yang berbeda dengan sangat cepat. Kita dapat membagikan dan mendapatkan informasi dengan cepat dan mudah melalui media sosial.
Selain itu, media sosial juga sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan dari kita. Hampir semua kalangan menggunakan media sosial tentunya dengan berbagai macam tujuan dan alasan masing-masing. Media sosial yang menjadi kebutuhan dapat kita lihat bukti nyatanya dari berkembangnya platform media sosial yang beragam dan berkembang dengan sangat pesat, seperti Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok dan lain-lain. Bahkan bermedia sosial adalah alasan utama orang-orang mengakses smartphone mereka terutama anak-anak dengan rentang usia di generasi Z.
Perkembangan sosial media yang cepat juga memantik hal lain yang ada di dalamnya, baik itu baik maupun buruk. Banyak efek baik yang kita dapatkan dari sana, seperti cepatnya akses informasi, menambah relasi dan kemudahan mengekspresikan diri. Namun efek buruk dari media sosial juga tidak kalah banyak daripada efek baiknya. Salah satu efek buruk yang didapatkan dan meresahkan akhir-akhir ini menurut saya adalah perundungan online atau cyberbullying.
Cyberbullying, seperti namanya, adalah perundungan atau bullying yang dilakukan secara online dengan pelaku pengguna media sosial menyerang atau merundung pengguna media sosial lainnya. Ini merupakan sisi gelap dari bebasnya pengguna dalam mengekspresikan diri melalui media sosial. Tidak semua orang cocok dengan apa yang orang lain unggah di akun media sosial mereka. Bahkan lebih buruk, pengguna media sosial bisa menghujat atau merundung pengguna lain hanya karena pengguna tersebut tidak senang dengan interaksi yang dilakukan, seperti comment, like, share dan lain lain semacamnya.
Padahal apabila ditanya mengenai keabsahan atau kebenaran dari hujatan atau rundungan yang mereka lontarkan, mayoritas dari para pengguna tidak bertanggung jawab itu akan sulit untuk membenarkannya. Semua didasari oleh opini pribadi dan pikiran yang sempit serta emosi semata untuk menghancurkan pengguna lain lewat ketikan. Parahnya lagi orang yang menghujat atau merundung secara online akan hidup tenang dan damai saja sementara yang dirundung bisa sampai mengalami masalah di kehidupan sosialnya dan psikologinya.
Menurut opini saya, tangan dan jari tidak bertanggungjawab ini muncul dari kehidupan nyata mereka yang mungkin minim kasih sayang orang tua dan rusaknya lingkungan pertemanan. Terpengaruh dari lingkungan yang jelek, mereka mengekspresikan hal tersebut melalui ketikan jahat di media sosial. Ditambah lagi mereka merasa tidak ada beban moral yang harus diemban apabila menuliskan sesuatu melalui online, setidaknya tidak seberat beban moral yang harus mereka emban apabila mereka merundung secara offline atau langsung. Apakah ini benar? Tentu ini tidak bisa dibenarkan. Tapi sayangnya, inilah fakta yang kita hadapi sekarang.
Pasti ada cara untuk mengatasi hal ini, dan itu adalah dengan memperbaiki mindset kita dalam bermedia sosial. Tanamkan kepada kita dan jari jemari kita bahwa apa yang kita ketik di online haruslah sebaik apa yang kita katakan di dunia nyata. Juga tanamkan kepada diri kita untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak ingin orang lain lakukan ke kita. Sebagai penutup, marilah kita jaga lingkungan media sosial kita agar tetap memberikan makna baik tanpa harus mencederai kebaikan tersebut.
Oleh: Vina Fitria Setiyawati
Quoted From Many Source