banner 728x250

Menanggapi Pemberitaan Yang Beredar di Masyarakat Kepala Desa Sadeng Angkat Bicara

  • Bagikan

BOGOR | Irpan atau yang akrab disapa Ipong saksi mata di tempat kejadian dugaan telah terjadinya intimidasi kepada sekelompok orang yang dikabarkan sebagai wartawan menjelaskan bahwa Jam 4 sroe,13 Desember 2025,tersebut itu tidaklah benar.

Ironisnya,Ipong menjelaskan bahwa sekelompok orang tersebut mengaku-ngaku sebagai aparat penegak hukum yakni Satuan Tugas Penegak Tambang.

“Waktu saya mau ketempat kerja sudah ada tamu sekitar 3 mobil,Toyota Rush, Avanza,sama Sigra.Terus saya samperin dan saya tanyakan dari mana,dan mereka menjawab dari Intel Kostrad dan Polda Jabar.” terang Ipong

Setelah itu,mereka yang di dalam berjumlah 6 orang dan di luar 3 orang, ketika ditanya identitas pengenal seperti KTA mereka tidak dapat menunjukan.

“Sampai dengan Magrib dengan datangnya Babinsa pun mereka tidak dapat menunjukan KTA dan malah berbelit-belit,”sambung Ipong

Tidak hanya itu,saat situasi memanas, Ipong menjelaskan bahwa ada kabar  mereka yang berjumlah 9 orang tersebut telah melakukan hal yang sama yakni melakukan upaya yang diduga sebagai penipuan.

“Saat adu argumen ada voice note dari temen-temen di Cigudeg Cirangsad bahwa orang-orang tersebut ternyata sudah bertamu juga ke sana dengan pengakuan dan modus yang sama yakni mengaku dari Intel Kostrad dan Polda Jabar.” tegas Ipong

Dari sanalah ada kecurigaan,sampai sebuah informasi Ipong dapatkan bahwa mereka tidak lain adalah oknum yang juga mengatasnamakan media.

Keadaan sempat memanas dan dijadikan dalih sebagai upaya kriminalisasi kepada media karena warga merasa kesal ketika ditanya identitas mereka sebagai Satgas Pengertian Tambang tidak dapat menunjukan.

“Dari awal mereka tidak mengaku sebagai wartawan,kalau sebagai wartawan dan menunjukan identitas masyarakat pasti kooperatif.Sementara dari awal pengakuan mereka dari Dan Intel Kostrad seeta dari Polda Jabar” ujar Ipong menegaskan.

Tidak hanya itu,terduga oknum tersebut pun terindikasi berupaya mengambil keuntungan pribadi dengan dalih menyelesaikan permasalahan di lokasi kejadian.

“Setelah itu mereka sempat meberikan pertanyaan,pertanyaan nya kata mereka selesaikan saja di sini dari pada di kantor,kalau diselesaikan di sini atau musyawarah di sini seperti apa.” ungkap Ipong menjelaskan kronologi kejadian.

“Kata dia,ya perhatikan saja kami di sini karena kami banyakan ya dengan nominal yang pantas,setelah itu saya berupaya menyodorkan upaya penyelesaian sebesar sepuluh juta namun sama dia ditolak dan mintanya di angka Dua Puluh sampai lima puluh juta.” beber Ipong.

Di tempat berbeda,Kepala Desa Sadeng, Yanwar Lesmana menanggapi isu yang beredar sangat prihatin.

“Ya menurut saya itu sangat radikal, pertama saya tidak ada di TKP,kedua tidak bisa dibuktikan secara otentik. masalah usaha Gurandil sebenarnya itu rental dan sudah tidak berjalan karena itu dalam peoses pengawasan.” ungkap Yanwar Lesmana.

“Terkait oli juga saya bingung kenapa bawa-bawa saya karena saya tidak ada di TKP dan mereka yang katanya wartawan juga tidak ada upaya konfirmasi.” sambungnya.

Dengan beredarnya berita tersebut pihaknya merasa terganggu dan akan melihat perkembangan lebih lanjut.

Penulis: Nanang Editor: Sule
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *